Kita membuat ribuan keputusan setiap hari. Sebagian besar berlalu tanpa disadari—apa yang akan dimakan untuk sarapan, rute mana yang akan diambil ke tempat kerja, apakah akan membalas pesan teks itu sekarang atau nanti. Tetapi di antara aliran pilihan kecil yang terus-menerus ini, terdapat keputusan-keputusan yang secara diam-diam membentuk arsitektur kehidupan kita.
Keputusan yang tepat di saat yang tepat dapat membuka pintu yang sebelumnya tidak kita ketahui keberadaannya. Keputusan yang salah dapat menutupnya selama bertahun-tahun.
Bunga Majemuk dari Pilihan
Perhatikan bagaimana satu keputusan dapat menimbulkan dampak yang meluas. Seorang mahasiswi memilih untuk menghadiri kuliah tertentu daripada tidur. Di sana, ia bertemu seseorang yang menyebutkan peluang magang. Magang itu berujung pada tawaran pekerjaan. Lima tahun kemudian, ia membangun karier yang ia cintai di kota yang tidak pernah ia rencanakan untuk ditinggali, dikelilingi oleh teman-teman yang tidak akan ia temui jika tidak melalui kesempatan itu.
Ini bukan tentang takdir atau nasib—ini tentang efek kumulatif. Seperti uang di rekening tabungan, keputusan kita mengakumulasi bunga dari waktu ke waktu. Pilihan kecil dan bijaksana yang dibuat secara konsisten ke arah yang benar menciptakan momentum yang semakin sulit untuk dibalik. Siswa yang menghabiskan lima belas menit membaca sebelum tidur alih-alih membuka media sosial mungkin tidak merasakan perbedaan setelah satu malam, atau bahkan satu bulan. Tetapi selama bertahun-tahun, keputusan itu terakumulasi menjadi pengetahuan, perspektif, dan keunggulan kognitif yang membentuk kembali segalanya.
Sebaliknya juga benar. Keputusan buruk akan menumpuk dengan sendirinya. Pembelian kartu kredit yang tampaknya bisa diatasi hari ini akan menjadi hutang yang mencekik besok. Percakapan yang dihindari karena rasa tidak nyaman akan berujung pada hilangnya hubungan. Gejala kesehatan yang diabaikan akan menjadi krisis.
Ketika Kita Melakukan Kesalahan
Namun, kita sangat buruk dalam mengambil keputusan, terutama keputusan penting. Kita terpengaruh oleh emosi sesaat, dipengaruhi oleh pengalaman baru-baru ini, lumpuh oleh terlalu banyak pilihan, atau terburu-buru oleh urgensi buatan. Kita mengacaukan aktivitas dengan kemajuan, kenyamanan dengan kebijaksanaan, popularitas dengan kebenaran.
Terkadang kita membuat keputusan dengan tidak memutuskan sama sekali—membiarkan keadaan yang memilihkan untuk kita melalui ketidakaktifan kita. Ini tetaplah sebuah pilihan, hanya saja kita telah menyerahkan kendali.
Biaya dari keputusan yang salah tidak selalu langsung atau jelas. Karier yang dipilih karena gengsi daripada gairah mungkin memberikan kenyamanan selama bertahun-tahun sebelum ketidakpuasan yang terpendam menjadi tak tertahankan. Hubungan yang dipilih karena kemudahan daripada ikatan batin mungkin terasa baik-baik saja sampai suatu hari nanti tidak lagi. Kita bisa menghabiskan waktu puluhan tahun untuk menemukan bahwa keputusan yang kita buat dengan cepat, tanpa banyak pertimbangan, telah membentuk realitas kita dengan cara yang tidak pernah kita inginkan.
Apa yang Membuat Suatu Keputusan Menjadi “Benar”?
Inilah kebenaran yang tidak menyenangkan: kita seringkali tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan itu benar pada saat kita mengambilnya. Kita beroperasi dengan informasi yang tidak lengkap tentang masa depan yang tidak dapat diketahui. Pekerjaan yang tampak sempurna mungkin melibatkan bos yang toxic. Hubungan yang terasa salah mungkin berkembang menjadi sesuatu yang luar biasa. Usaha yang berisiko mungkin gagal secara spektakuler atau berhasil di luar dugaan.
Jadi, jika kita tidak dapat memprediksi hasilnya, apa yang membuat suatu keputusan menjadi benar? Mungkin bukan tentang hasilnya sama sekali, tetapi tentang prosesnya. Keputusan yang benar adalah keputusan yang dibuat dengan kesengajaan—dengan kesadaran yang jelas tentang nilai-nilai kita, penilaian jujur terhadap situasi, dan penerimaan terhadap ketidakpastian. Ini adalah keputusan di mana kita telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit kepada diri sendiri: Apa yang saya optimalkan? Apa yang rela saya korbankan? Siapa yang ingin saya jadikan diri saya?
Keputusan yang tepat selaras dengan nilai-nilai luhur kita, bahkan ketika bertentangan dengan keinginan sesaat kita. Keputusan yang tepat seringkali membutuhkan ketidaknyamanan jangka pendek untuk manfaat jangka panjang. Keputusan yang tepat menuntut kita untuk berpikir melampaui diri sendiri dan mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain. Keputusan yang tepat meminta kita untuk cukup berani memilih jalan yang sulit ketika itu adalah jalan yang bermakna.
Membangun Kemampuan Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Kemampuan untuk membuat keputusan yang baik adalah sebuah keterampilan, bukan sifat kepribadian. Kemampuan ini dapat dikembangkan. Artinya, kita perlu memberi ruang sebelum membuat pilihan penting—memikirkannya semalaman, mencari perspektif dari orang-orang yang berpikir berbeda, menuliskan pertimbangan-pertimbangan tersebut daripada memikirkannya dengan cemas di kepala kita. Ini berarti mengenali keadaan emosional kita dan pengaruhnya. Apakah kita memutuskan karena takut, marah, gembira, atau kelelahan? Masing-masing memengaruhi penilaian kita secara berbeda.
Artinya, kita harus jujur tentang apa yang sebenarnya kita pilih. Seringkali kita membuat keputusan secara keliru, menciptakan skenario “pilihan antara dua hal” yang tidak perlu padahal ada lebih banyak pilihan, atau merasa bingung dengan pilihan yang sebenarnya lebih mirip daripada yang ingin kita akui.
Dan yang terpenting, ini berarti berdamai dengan ketidakpastian. Kita akan membuat beberapa keputusan yang salah. Itu bukan kegagalan—itu adalah harga yang harus dibayar untuk hidup dengan penuh kesadaran. Yang penting adalah kita membuat keputusan daripada hanyut, kita belajar dari hasil daripada mengulangi pola yang sama, dan kita tetap bersedia untuk mengoreksi arah ketika kita menyadari bahwa kita telah memilih dengan buruk.
Keputusan yang Tidak Menunggu Siapa Pun
Beberapa keputusan memiliki batas waktu berlakunya. Kesempatan untuk bepergian sebelum menetap dalam karier. Kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang rusak sebelum terlambat. Momen untuk bersuara ketika itu penting. Keputusan-keputusan ini seringkali paling menyakitkan karena memaksa kita untuk bertindak di tengah ketidakpastian, untuk memilih meskipun informasi yang tersedia tidak sempurna.
Namun mungkin justru itulah mengapa momen-momen tersebut sangat penting. Momen-momen penuh tekanan ini mengungkapkan siapa kita dan siapa kita akan menjadi. Momen-momen ini menguji apakah nilai-nilai kita nyata atau hanya sekadar cita-cita. Momen-momen ini menuntut kita untuk mempercayai diri sendiri, bertanggung jawab, dan menerima bahwa menjalani hidup sepenuhnya berarti terkadang melakukan kesalahan.
Melangkah Maju
Kehidupanmu saat ini adalah hasil dari setiap keputusan yang telah kamu buat dan setiap keputusan yang telah kamu hindari. Itu adalah pemikiran yang menyadarkan, tetapi juga memberdayakan. Karena itu berarti masa depanmu juga dibentuk oleh pilihan-pilihan yang kamu buat mulai saat ini.
Pertanyaannya bukanlah apakah Anda akan menghadapi keputusan sulit—Anda akan menghadapinya, terus-menerus. Pertanyaannya adalah apakah Anda akan menghadapinya dengan keseriusan yang pantas, dengan pengetahuan diri untuk memilih dengan bijak, dan dengan keberanian untuk hidup dengan konsekuensinya.
Karena pada akhirnya, kita tidak bisa mengendalikan hasil akhir. Kita hanya bisa mengendalikan pilihan kita. Dan itu, meskipun sulit, mungkin sudah cukup.
